Abstract
The objective of this research is to present and analyze the sociological review of religion in the Ngusaba Desa ceremony in Selumbung Village, which aims to analyze the religious sociology dimensions of the Ngusaba Desa ceremony. The method used in this research is a qualitative approach with a descriptive type. The theoretical analysis employed as a tool in this research is the Sociology of Religion theory by Emile Durkheim. The results of this research reveal that there are two major contexts of the religious sociology dimensions in the Ngusaba Desa ceremony: the social dimension and the sacred and profane dimension. Furthermore, the Ngusaba Desa ceremony demonstrates the creation of mechanical solidarity through collective beliefs that bind the individuals of Selumbung Village during both the preparation and implementation processes, where all individuals unite and cooperate for the successful execution of the Ngusaba Desa ceremony. The relationship and boundary between the sacred and profane realms occur during its preparation and implementation, such as in offerings, rituals, processions, and all sacred means and infrastructures, which have specific rules and behaviors in each procession when dealing with the profane. The Ngusaba Desa ceremony has a significant influence that can bind individuals into a collective unity and affect individual consciousness in its implementation.
Abstrak
Tujuan penelitian adalah memaparkan dan menganalisis tinjauan Sosiologi Agama dalam upacara Ngusaba Desa di Desa Selumbung yang berusaha menganalisa dimensi Sosiologi Agama dari upacara Ngusaba Desa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Analisis teori yang digunakan sebagai pisau bedah dalam penelitian ini adalah teori Sosiologi Agama dari Emile Durkheim. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat dua konteks besar dimensi sosiologi agama dalam upacara Ngusaba Desa yaitu, dimensi sosial dan dimensi sakral dan profan. Lebih lanjut lagi upacara Ngusaba Desa menunjukkan terciptanya solidaritas mekanik melalui kepercayaan kolektif yang mengikat individu Desa Selumbung selama proses persiapan maupun pelaksanaannya, dimana semua individu bersatu, bekerja sama untuk terlaksananya upacara Ngusaba Desa. Relasi serta batasan antara ranah sakral dan profan terjadi ketika persiapan maupun pelaksanaannya, seperti banten, upakara, jempana, proses pelasanaan upacaranya serta semua sarana dan prasarana yang bersifat sakral memiliki aturan dan laku-laku tertentu dalam setiap prosesinya dalam berhubungan dengan hal yang profan. Upacara Ngusaba Desa mempunyai pengaruh yang sangat besar sehingga dapat mengikat individu dalam suatu kesatuan kolektif serta mempengaruhi kesadaran individu dalam melaksanakannya.
Kata Kunci: upacara Ngusaba Desa, solidaritas mekanik, hubungan sakral dan profan
References
- Achmad, A. D. (2018). Konsep Tri Hita Karana dan Tri Angga pada Pola Ruang Luar Pura Penataran Agung Dalem Jawa Blambangan (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
- Budiadnya, P., & Prayogi, I. K. (2022). Persembahyangan Pagerwesi di Pura Wijaya Kusuma Desa Banaran Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo (Perspektif Tri Kerangka Dasar Agama Hindu). Widya Aksara: Jurnal Agama Hindu, 27(1), 1-16.
- Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Group.
- Denisha, N.P. (2022, April 30). Hidup dalam Keseimbangan Tri Kerangka Dasar. Retrived November 24, 2023, from rohin.stis.ac.id: https://rohin.stis.ac.id/article/hidup-dalam-keseimbangan-tri-kerangka-dasar
- Durkheim, E. (2017). The Elementary Forms of The Religious Life. (E. A. Eyubenu, Ed., & I. R. Musir, Trans.) Yogyakarta: IRCiSoD.
- Ekawati, N. K. (2023). Penguatan Pendidikan Agama Hindu Dalam Upacara Ngusaba Desa Di Desa, Kutuh Kabupaten Badung. jayapanguspress, 1-12.
- Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
- Haryanto, S. (2016). Sosiologi Agama. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Kamajaya, G. & Nugroho, W. B. (2020). Sosiologi Masyarakat Bali: Dulu Dan Sekarang. Journal of History, 48-51.
- Listriani, N. K., Yasa, I. K. W., & Putra, A. P. D. (2019). Tradisi Ngusaba Gedebong Sebagai Media Penyuluhan Nilai-Nilai Tri Kerangka Dasar Agama Hindu Terhadap Masyarakat. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 2(2), 174-183.
- Novianta, I. M. (2022). Kajian Bentuk Fungsi Dan Makna Upacara Ngusaba Dimel. Pramana, 1-12.
- Nugroho, W. B. & Kamajaya, G. (2023). Sistem Moral Masyarakat Desa Pegayaman di Kabupaten Buleleng, Bali. Jurnal Sosiologi Nusantara, 157.
- Putra, I. G. G., Haryati, N. M., Dewi, N. M. L. A., & Adipurwa, A. T. A. (2023). Pembelajaran Tari Rejang Dedari Dan Budaya Literasi Di Banjar Kajeng, Desa Pemogan, Denpasar Selatan. Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 45-52.
- Soekanto, S. (2017). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
- Suarna, N. (2021, Agustus 31). Ingkel dalam Wariga Bali, Berfungsi secara Ekologi Melestarikan Alam. Dipetik Juni 5, 2024, dari baliexpress,jawapost.com: https://baliexpress.jawapos.com/balinese/671169068/ingkel-dalam-wariga-bali-berfungsi-secara-ekologi-melestarikan-alam
- Sudaryathi, N. K. (2019). Pelaksanaan Upacara Ngusaba Goreng Di Desa Pakraman Karangsari, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem (Kajian Tentang Pewarisan Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Upacara Ngusaba Goreng). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 1-15.
- Sudikin, B. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia
- Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
- Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.
- Sukrawati, N. M. (2019). Acara Agama Hindu. Denpasar: UNHI Press.
- Supadmini, N. K. (2023). Upacara Ngusaba Dalem Di Desa Pakraman Bantang Kintamani. Purwadita:Jurnal Agama Dan Budaya, 1-8.
- Supartika, P. (2018, September 22). Tradisi Ngajang dan Mlayagin, Satu Desa Makan Blayag di Pura Puseh Desa Selumbung. Retrieved September 29, 2023, from bali.tribunnews.com: https://bali.tribunnews.com/2018/09/22/tradisi-ngajang-dan-mlayagin-satu-desa-makan-blayag-di-pura-puseh-desa-selumbunung
- Sutiarso, M. A. (2018). Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya di Desa Selumbung, Karangasem. Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Agama Dan Budaya, 3(2), 14-23.