Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
Published: 2024-08-16

Musik Dangdut Sebagai Pengartikulasi Perasaan Pribadi Mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Dangdut music low taste exclusivity

Abstract

The study aims to present and analyze the phenomenon of Dangdut music as a representation of low taste among Udayana University medical students. The method used in this study is a qualitative approach with descriptive type. Theory used as a surgical knife to analyze this phenomenon is a distinguishing theory of Pierre Bourdieu. The results of this study revealed that Dangdut music is considered a representation of low taste among Udayana University medical students. Dangdut music is considered to no longer display music as a work of art, but only sells sexy looks from its singers. Dangdut music listeners are mostly middle class society down, and also the themes and lyrics contained in Dangdut music are not relate to the life of medical students as middle class and upper class. In addition, the custom of medical students of Udayana University who generally listen to western music, so making them gap Dangdut music is not a music that is worth listening to. It is indirectly also a form of exclusivity from Udayana University medical students who consider Dangdut as a low-taste music and not a type of music suitable for them.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan menganalisis mengenai fenomena musik Dangdut sebagai representasi selera rendah di kalangan mahasiswa kedokteran Universitas Udayana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teori yang digunakan sebagai pisau bedah untuk menganalisis fenomena ini merupakan teori distingsi dari Pierre Bourdieu. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa musik Dangdut dianggap sebagai representasi selera rendah di kalangan mahasiswa kedokteran Universitas Udayana. Musik Dangdut dianggap sudah tidak lagi menampilkan musik sebagai karya seni, melainkan hanya menjual tampilan seksi dari para penyanyi nya. Pendengar musik Dangdut kebanyakan merupakan masyarakat kelas menengah kebawah, dan juga tema-tema maupun lirik yang terdapat dalam musik Dangdut tidaklah relate dengan kehidupan mahasiswa kedokteran sebagai masyarakat golongan menengah keatas. Selain itu, kebiasaan dari mahasiswa kedokteran Universitas Udayana yang umumnya selalu mendengarkan musik-musik barat, sehingga menjadikan mereka menggap musik Dangdut bukanlah musik yang pantas untuk mereka dengarkan. Hal ini secara tidak langsung juga merupakan bentuk eksklusivitas dari mahasiswa kedokteran Universitas Udayana yang menganggap Dangdut sebagai musik dengan selera rendah dan bukan merupakan jenis musik yang cocok untuk mereka.

Kata Kunci: musik Dangdut, selera rendah, eksklusivitas

References

  1. Abdillah. 2023. Pengertian Musik. https://rumusrumus.com/pengertian-musik/. Diakses pada 15 Maret 2023.
  2. Abdul. 2023. Pengertian musik dangdut. https://felderfans.com/pengertian-musik-dangdut/. Diakses pada 27 Februari 2024.
  3. Andjani, Karina. 2022. Musik dan Masyarakat Filsafat Musik Theodor Adorno. Tangerang Selatan: Marjin Kiri.
  4. Darajat. Irfan R. 2023. Irama Orang-Orang (menolak) Kalah. Tangerang Selatan: Marjin Kiri.
  5. Erilia, Erika. 2021. Manusia sebagai Makhluk Sosial & Ekonomi: Ciri-Ciri Serta Faktornya. https://tirto.id/manusia-sebagai-makhluk-sosial-ekonomi-ciri-ciri-serta-faktornya-glPX. Diakses pada 24 Oktober 2023.
  6. Fandy. 2020. Perkembangan dan Sejarah Dangdut di Indonesia disertai Penyanyinya. https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-dangdut-indonesia/. Diakses pada 9 Februari 2024.
  7. Jemadu, Liberty. 2015. Studi: Selera Musik Bisa Tunjukkan Kelas Sosial Anda. https://www.suara.com/tekno/2015/06/05/133115/studi-selera-musik-bisa-tunjukkan-kelas-sosial-anda. Diakses pada 16 Maret 2024.
  8. Kartikawati, Dyah ayu, et al. 2016. Analisis Konsep Distincion Pierre Bourdieu dalam Pemilihan Sekolah Berlabel Islam di Surakarta. Sosioalitas. 1(1),7.
  9. Nandy. 2022. Sejarah Musik Dangdut: Perkembangannya dan Sub-genrenya. https://www.gramedia.com/best-seller/sejarah-musik-dangdut/. Diakses pada 15 Maret 2023.
  10. Novianti. 2020. Asal Usul Dangdut Koplo, Jenis Dan Warna Musik Indonesia. https://beritaku.id/asal-usul-dangdut-koplo-jenis-dan-warna-musik-indonesia/. Diakses pada 9 Februari 2024.
  11. Praditya, Agyl Dhani. 2020. Tentang Selera, Logika, dan Bahasa. https:// agyldhanipraditya/5eee5a3cd541df333b7f7072/tentang-selera-logika-dan-bahasa. Diakses pada 26 April 2023.
  12. Pratama, Ananda Regie. 2024. Viral Musik Funkot di Media Sosial, Ini Arti dan Sejarahnya. https://www.jagodangdut.com/artikel/41932-viral-musik-funkot-di-media-sosial-ini-arti-dan-sejarahnya?page=1. Diakses pada 11 Februari 2024.
  13. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Kencana.
  14. Saepulloh, Sendy Ahmad Gojali. 2022. Industri Budaya dan Budaya Selera. https://www.studocu.com/id/document/universitas- i slam-negeri-syarif-hidayatullah-jakarta/sosiologi-budaya/sosiologi-budaya-industri-budaya-dan-budaya-selera/42864492. Diakses pada 26 April 2023.
  15. Setyaningrum, Puspasari. 2022. Sejarah Dangdut Koplo di Indonesia, Ternyata Bermula di Jawa Timur. https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/20/212600478/sejarah-dangdut-koplo-di-indonesia-ternyata-bermula-di-jawa-timur?page=all. Diakses pada 11 Februari 2024.
  16. Thabroni, Gamal. 2021. Metode Penelitian Kualitatif: Pengertian, Karakteristik & Jenis. https://serupa.id/metode-penelitian-kualitatif/. Diakses pada 3 Mei 2023.

How to Cite

Samuel, J. C., Kamajaya, G., & Mahadewi, N. M. A. S. (2024). Musik Dangdut Sebagai Pengartikulasi Perasaan Pribadi Mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana. Socio-Political Communication and Policy Review, 1(4), 194–210. https://doi.org/10.61292/shkr.153