Abstract
This study discusses the depiction of patriarchal culture and women's resistance to patriarchal culture in the Barbie Live Action film, which is then analyzed using the perspective of Luce Irigaray's postmodern feminism, and analyzed using the Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki Framing method. This study aims to explain and analyze the elements of patriarchy and women's resistance in the Barbie Live Action film. This study uses qualitative research methods and framing analysis methods, with qualitative data sourced from primary and secondary data. The data that has been collected will then be analyzed using the framing method involving four main structures, namely syntactic structure, script structure, thematic structure, and rhetorical structure. Based on the data that has been presented, the conclusion that can be obtained is that in the Barbie Live Action Film, Barbie is no longer just a passive symbol of beauty, but becomes a strong agent of change. The film also features various female characters with diverse backgrounds, which shows that resistance against patriarchy is not uniform but multidimensional, so that this film can be said to reflect Irigaray's thoughts on the need to celebrate differences among women and form strong solidarity to fight domination. This film also reflects Irigaray's view that language and representation play an important role in the oppression of women. In addition to being entertainment, this film can also be used as an educational tool by packaging the narrative of resistance against patriarchy in an interesting and accessible form.
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang gambaran budaya patriarki dan perlawanan perempuan terhadap budaya patriarki yang terdapat dalam film Barbie Live Action, yang kemudian dianalisis menggunakan sudut pandang feminisme postmodern Luce Irigaray, dan dianalisis menggunakan metode Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan serta menganalisis unsur patriarki dan perlawanan perempuan yang terdapat dalam film Barbie Live Action. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode analisis framing, dengan data kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis dengan metode framing yang melibatkan empat struktur utama, yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. Berdasarkan data yang sudah ditampilkan maka simpulan yang dapat diperoleh yaitu dalam Film Barbie Live Action, Barbie tidak lagi hanya menjadi simbol kecantikan yang pasif, tetapi menjadi agen perubahan yang kuat. Film ini juga menampilkan berbagai karakter perempuan dengan latar belakang yang beragam, yang menunjukkan bahwa perlawanan terhadap patriarki tidaklah seragam tetapi multidimensional, sehingga film ini dapat dikatakan mencerminkan pemikiran Irigaray tentang perlunya merayakan perbedaan di antara perempuan dan membentuk solidaritas yang kuat untuk melawan dominasi. Film ini juga mencerminkan pandangan Irigaray bahwa bahasa dan representasi memainkan peran penting dalam penindasan perempuan. Selain sebagai hiburan, film ini juga dapat digunakan sebagai alat edukasi dengan mengemas narasi perlawanan terhadap patriarki dalam bentuk yang menarik dan mudah diakses.
Kata kunci: Perlawanan perempuan, budaya patriarki, Film Barbie Live Action, feminisme Postmodern Luce Irigaray, analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
References
- Alimi, M.Y. 2004. Dekonstruksi Seksualitas Poskolonial: Dari Wacana Bangsa Hingga Wacana Agama. Jakarta: LKIS.
- Aullia, R. N. (2019). Representasi Aksi Feminisme Dalam Film Marlina The Murderer In Four Acts (Analisis Semiotika Model John Fiske). Universitas Islam Riau.
- Butler, J. (1990). Gender Trouble: Feminism and the Subversion of Identity. London and New York: Routledge.
- Connell, R.W. (1995). Masculinities. Cambridge: Polity Press.
- Dhewy, A. (2023, Desember 26). Edisi Khusus Feminisme: Feminisme Postmodern, Ketidaksetaraan Gender Terjadi Karena Bahasa dan Budaya. Diakses pada tanggal 15 april 2024 dalam laman: https://www.konde.co/2022/12/edisi-khusus-feminisme-feminisme-postmodern-ketidaksetaraan-gender-terjadi-karena-bahasa-dan-budaya/
- Eriyanto. (2002). Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS.
- Fakih, M. (1999). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Fanny, A., & Tjahjono, T. (2023). BAHASA PEREMPUAN DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: KAJIAN FEMINISME POSTMODERN LUCE IRIGARAY. UNESA.
- Gamble, Sarah. (2010). Pengantar Memahami Feminisme dan Postfeminisme. Yogyakarta: Jalasutra.
- Gerwig, G. (2023). Barbie. Amerika Serikat: Warner Bros. Pictures.
- Gilligan, C. (1982). In A Different Voice: Psychological Theory and Woman's Development. Cambridge: Harvard University Press.
- Halizah, L. R., & Faralita, E. (2023). Budaya patriarki dan kesetaraan gender. Wasaka Hukum, 11(1), 19-32.
- Heryanto, Ariel. (1994). “Posmodernisme yang Mana?
- Heryanto, Ariel. (1994). “Posmodernisme yang Mana?. Kalam, edisi 1.
- Hooks, B. (2000). Feminism is for Everybody: Passionate Politics. Cambridge: South End Press.
- Irawan, R. E. (2014). Representasi perempuan dalam industri sinema. Humaniora, 5(1), 1-8
- Irigaray, Luce. (1984). An Ethics of Sexual Difference. (Trans. C. Burke & G. C. Gill). New York: Cornell University Press.
- Irigaray, Luce. (2005). Aku, Kamu, Kita: Belajar Berbeda. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
- Kimmel, M.S (2000). The Gendered Society. New York: Oxford University Press.
- Licthman, M. (2002). Qualitative Research in Education: A User’s Guide (Third Edition) . Los Angeles: SAGE Publishing.
- Lippman, W. (1998). Public opinion (second printing). New Jersey: Transaction Publisher.
- Maulidina, S. (2020). Representasi Feminisme Dalam Film 3 Srikandi (Studi Analisis Semiotika). UIN Sumatera Utara Medan.
- Millett, K. (2016). Sexual politics. Columbia University Press.
- Nugroho, Riant. (2011).Gender dan Strategi Pengarus-Utamannya di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Permanadeli, R. (2015). Dadi Wong Wadon: Representasi Sosial Perempuan Jawa di Era Modern. Pustaka Ifada.
- Prameswary, Y. I. (2022). Representasi Perempuan dalam Budaya Patriarki yang Terkandung pada Film “Yuni” Karya Kamila Andini. Universitas Bhayangkara Surabaya.
- Purwaningrum, E. R. (2023, Oktober 12). Mengenal Lebih Dekat Sisterhood: Sarana Dukungan Sosial dalam Menghadapi Tantangan Perempuan Modern. Diakses pada 13 Agustus 2024 dalam laman https://www.kompasiana.com/ervina13483/6527bb42ee794a7ef02cb382/mengenal-lebih-dekat-sisterhood-sarana-dukungan-sosial-dalam-menghadapi-tantangan-perempuan-modern
- Putra, A. (2024, Mei 28). Istilah Women Support Women Lebih dari Yang Kamu Kira. Diakses pada tanggal 15 april 2024 dalam laman: https://shehacks.id/artikel/istilah-women-support-women-lebih-dari-yang-kamu kira/V0JXQTk3SDRVMlkrUkJHaUV6ZDVqdz09
- Rachman, R. F. (2020). Representasi dalam Film. Jurnal Paradigma Madani, 7(2), 10-18
- Rani, I. (2023). REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM BEFORE NOW & THEN (NANA) TAHUN 2022. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
- Sakina, A. I. (2017). Menyoroti budaya patriarki di Indonesia. Share: Social Work Journal, 7(1), 71-80.
- Sobur, A. (2006). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya
- Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Alfabet.
- Sulistyowati, Y. (2021). Kesetaraan Gender dalam Lingkup Pendidikan dan Tata Sosial. Ijougs: Indonesian Journal of Gender Studies, 1(2), 1–14.
- Surahman, S. (2015). Representasi Feminisme Dalam Film Indonesia. Jurnal Ilmiah LISKI (Lingkar Studi Komunikasi), 1(2), 119-145.
- Tama, M,R,W. (2020). FEMINISME DALAM FILM MERRY RIANA MIMPI SEJUTA DOLAR (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES). Ponorogo: INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
- Tarayani, S. G. A. (2023). Representasi Perlawanan Perempuan Pada Budaya Patriarki Dalam Film Perempuan Berkalung Sorban Karya Hanung Bramantyo. Denpasar: Universitas Udayana.
- Tayibnapis, R. G., & Dwijayanti, R. I. (2018). Perspektif Feminis Dalam Media Komunikasi Film (Wacana Kritis Perjuangan Keadilan Gender Dalam Film “Three Billboard Outside”). Oratio Directa (Prodi Ilmu Komunikasi), 1(2)
- Tayibnapis, R. G., & Dwijayanti, R. I. (2018). Perspektif Feminis Dalam Media Komunikasi Film (Wacana Kritis Perjuangan Keadilan Gender Dalam Film “Three Billboard Outside”). Oratio Directa (Prodi Ilmu Komunikasi), 1(2)
- Tong, R. P. (2017). Feminist Thought, Pengantar Paling Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra.
- Tueanrat, Y. & Alamanos, E. (2023). Teori Disonansi Kognitif: Sebuah Tinjauan. Diakses pada tanggal 15 april 2024 dalam laman: https://open.ncl.ac.uk/theories/7/cognitive-dissonance-theory/
- Wandi, G. (2015). Rekonstruksi maskulinitas: menguak peran laki-laki dalam perjuangan kesetaraan gender. Kafaah: Journal of Gender Studies, 5(2), 239-255.