Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
Published: 2024-10-01

Fenomena Balap Liar di Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur Achmad Kadi Perwiranegara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
street racing bricolage homology subculture

Abstract

This research focuses on the phenomenon of illegal racing on Chairil Anwar Street, East Bekasi District. The purpose of this research is to describe and analyze the phenomenon of illegal racing on Chairil Anwar Road, East Bekasi District. The research method used in the research is qualitative-descriptive. The theory used as a scalpel in analyzing this research is the subculture theory proposed by Dick Hebdige. The results of this study reveal that the phenomenon of illegal racing on Chairil Anwar Street, East Bekasi District is a form of freedom of expression by young people. The existence of this group seeks to realize this expression by young people. The freedom they have is applied or realized by modifying the vehicles they have. They create an understanding that is different from the general public, where the group uses motorbikes as a means of expressing themselves, while the general public interprets vehicles as a means of mobility. The process of reinterpreting the use of vehicles for wild racing actors is included in the concept of Bricolage, and the style used is a concept of homology for each individual who is part of this group. This creates a form of sub-culture or subculture that exists in society.

 

ABSTRAK

Penelitian ini berfokus pada fenomena balap liar di Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan dan menganalisis fenomena balap liar di Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif-deskriptif. Teori yang digunakan sebagai pisau bedah dalam menganalisis penelitian ini adalah teori Subkultur yang dikemukakan oleh Dick Hebdige. Hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa fenomena balap liar di Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur merupakan suatu wujud bentuk kebebasan berekspresi oleh kaum muda. Keberadaan kelompok ini berusaha untuk mewujudkan ekspresi oleh kaum muda tersebut. Kebebasan yang mereka miliki diaplikasikan atau diwujudkan dengan memodifikasi kendaraan yang mereka miliki. Mereka membuat suatu pemahaman yang berbeda dengan masyarakat umum, para kelompok mengunakan kendaraan motor sebagai sarana mengekspresikan diri, sedangkan masyarakat umum memaknai kendaraan sebagai sarana mobilitas. Proses pemaknaan ulang terhadap pengunaan kendaraan bagi para pelaku balap liar tersebut termasuk kedalam konsep Bricolage. Adanya proses pemaknaan ulang terhadap kendaraan melahirkan sebuah kelompok Subkultur yang baru di kalangan anak muda di jalan Chairil Anwar, adanya subkultur ini mendapat presepsi yang berbeda bagi masyarakat, banyak masyarakat menganggap jika hal ini merupakan suatu kegiatan negatif yang dapat membahayakan orang lain.

Kata kunci: balap liar, bricolage, homologi, subkultur.

References

  1. Aris Wahyu Pamungkas. (2016). Makna Balap Liar di Kalangan remaja (Komunitas Balap Liar Timur Tengah Motor Mojokerto). Jurnal Universitas Negeri Surabaya Volume 04 Nomer 03 Tahun 2016.
  2. Asiawan, G. I. Y., Dewi, A. A. S. L., & Suryani, L. P. (2020). Akibat Hukum terhadap Tindak Pidana Perjudian Balap Liar di Kota Denpasar. Jurnal Konstruksi Hukum, 1(1), 109–114. https://doi.org/10.22225/jkh.1.1.2141.109-114
  3. Bangkokpost, (2021). Cops Take Tougher Stan on Street Racing Law. bangkokpost.com
  4. Barker. (2005) Cultural Studies Teori dan Praktik. Kreasi Wacana, Yogyakarta.
  5. Barthes.(2006) Membedah Mitos-mitos Budaya Massa. Jalasutra, yogyakarta.
  6. Behr, Edward. (1996). Prohibition: Thirteen Years That Changed America. New York: Arcade Publishing. ISBN 1-55970-356-3.
  7. Creswell, John & Guetterman, Timothy. (2018). Educational Research: Planning,Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 6th Edition. New York: Pearson.
  8. Creswell, John W. (2016). Research Design : Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
  9. Djajasudarma, Metode Linguistik Rancangan Metode penelitian dan Kajian (Bandung: PT Eresco, 1993), 5
  10. Farizky, H., & Setyowati, R. N. (2015). Faktor Pendorong Remaja Mengikuti Balap Liar Di Jalan Karangmenjangan Surabaya. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 2(3), 1034–1048. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal pendidikankewarganegaraa/article/view/12008/11200
  11. Hebdige. (1999). Asal-usul & Ideologi Subkultur Punk. Buku Baik, Yogyakarta.
  12. Heineke K, (2022). The Two-wheeled Commute: Micromobility and Your Future. www.mckinsey.com
  13. Hutari F, (2021). Sirkuit Ancol: Penghasil pembalap nasional yang dilupakan zaman. www.alinea.id
  14. Ikatan Motor Indonesia .(2008). Peraturan drag bike.http://www.imi.co.id/kejurnas/dragbike/rules.phpMasyithoh, dkk. (2014).
  15. Irvan Matondang. (2011). Kenakalan Remaja Dalam Komunitas Geng Motor (Studi Kasus Pada Remaja Geng Motor P-Dox Duren Sawit Jakarta Timur. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
  16. Korytn, (2019). The History and Consequences of Street Racing. blogs.bu.edu
  17. Kun Husnul Fadlilah. (2009). Representasi Identiotas Fashion Gank Motor SebagaiSebuah Subkultur Anak Muda dalam Film The Tarix Jabrix. Thesis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
  18. Lukman Hakim, Dr. Budi Purwoko. Explorasi Self Esteem Pelaku Balap Liar Pada Siswa SMP di Kabupaten Mojokerto. Jurnal Universitas Negeri Surabaya.
  19. Misachi J, (2019). Countries With The Highest Motorbike Usage. www.worldatlas.com
  20. Postlethwait H, (2016). Four Wheels; A History. www.intrans.iastate.edu
  21. Rahim Asyik. (2019). Inilah Sejarah Balap Motor Terpopuler di Dunia.www.ayosurabaya.com
  22. Ramadhan, R.A. (2020). Penyimpangan Sosial: Pengertian dan Contohnya.https://www.utakatikotak.com/
  23. Raudho Liza. (2001). Sirkuit Formula Satu (F1) dan Sekolah Balap di Pekanbaru. Skripsi Universitas Islam Indonesia.
  24. Rosanti, A., & Fuad, F. (2015). Budaya Hukum Balap Liar di Ibukota. Lex Jurnalica,12(1), 65–78.
  25. SH Septian. (2017). Remaja dalam Fenomena Balap Liar. Jurnal Universitas Airlangga.
  26. Sipalan J, (2016). Street Racing In Kuala Lumpur. widerimage.reuters.com
  27. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.CV Bandung
  28. Thestar, (2022). Illegal Street Races Difficult to Combat, Traffic Psychologist Says. www.thestar.com.my
  29. Tifada. (2022). Don't Forget The Ancol Circuit, The First International ClassAutomotive Racing Arena In Indonesia. https://voi.id/en/memori/145253
  30. Tri Prayogi Pamungkas. (2019). Peran Sekolah Balap Drag Bike Monita Fans Club (MFC) dalam Menanggulangi Balap Liar. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
  31. Von Drehle, David (24 May 2010). "The Demon Drink". New York, New York: Time. hlm. 56. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-21.
  32. Vrushali Padia. (2021). The Outlaws: The True Story Of How Street Racing Started.www.hotcars.com
  33. Wantona, A., Janah, N., & Rosita, D. (2020). Fenomena Remaja Melakukan Balapan Liar di Kota Takengon. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 5(1), 55–67.
  34. Yoga W.P, (2022). Sejarah Dek Van dan Sa Koy, Jamet Thailand yang Tidak Jauh beda dengan Indonesia. ringtimesbanyuwangi.pikiran-rakyat.com

How to Cite

Perwiranegara, A. K., Kamajaya, G., & Pramestisari, N. A. S. (2024). Fenomena Balap Liar di Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur Achmad Kadi Perwiranegara. Socio-Political Communication and Policy Review, 1(5). https://doi.org/10.61292/shkr.167