Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
Published: 2025-03-27

Collaborative Governance Dalam Pelestarian Tradisi “Meanyud-anyudan” Di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar

Fakultas Ilmu Sosoal dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Collaborative Governance Cultural Preservation Meanyud-anyudan; Peliatan Village; Community Participation

Abstract

This study aims to examine the shift in cultural values and the decline in community participation in preserving a tradition in Peliatan Village, which is known as an artistic and cultural village in Ubud District, Gianyar. To ensure its preservation, Peliatan Village implements a Collaborative Governance approach involving the government, the community, and the private sector specifically, PT PLN UID Bali through CSR funding assistance. This research employs a descriptive qualitative method with a case study approach, utilizing interviews, observations, and documentation. The collaborative governance framework is assessed using eight key indicators: network structure, commitment to a common purpose, trust among participants, governance, access to authority, distributive accountability/responsib ility, information sharing, and access to resources. The findings indicate that the successful preservation of this tradition depends on the collaboration of various stakeholders, particularly through environmental programs, community awarenes, and infrastructure support. However, several challenges persist, such as limited access to the river and the temporary nature of private sector assistance.This study recommends the development of long-term strategies to ensure the sustainability and effectiveness of tradition preservation efforts. It is expected to contribute to the development of collaborative-based cultural preservation policies.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pergeseran nilai budaya dan menurunnya partisipasi masyarakat dalam melestarikan suatu tradisi di Desa Peliatan, dimana Desa Peliatan dikenal sebagai desa seni dan budaya di Kecamatan Ubud, Gianyar. Untuk menjaga kelestariannya, Desa Peliatan menerapkan pendekatan Collaborative Governance yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta yaitu PT. PLN UID Bali melalui bantuan dana CSR. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi kasus melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Indikator collaborative governance yang digunakan adalah 8 indikator yaitu network structure, commitment to a common purpose, trust among the participant, governance, acces to authority, distributive accountability/responbility, information sharing, dan access to resources. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pelestarian tradisi ini bergantung pada kolaborasi berbagai pihak, terutama melalui program lingkungan, kesadaran masyarakat, dan dukungan infrastruktur. Namun, terdapat beberapa tantangan, seperti akses menuju sungai yang terbatas dan sifat bantuan swasta yang temporer. Rekomendasi dari penelitian ini adalah diperlukan strategi jangka panjang agar pelestarian tradisi ini berkelanjutan dan efektif. Penelitian ini diharapkan berkontribusi dalam pengembangan kebijakan pelestarian budaya berbasis kolaborasi.

Kata Kunci: Collaborative Governance; Pelestarian Budaya; Meanyud-anyudan; Desa Peliatan; Partisipasi Masyarakat.

References

  1. .Achmad, Anwar, Jumansyah,. (2021). COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PELESTARIAN HUTAN ADAT (STUDI DI KAMPUNG JUAQ ASA KECAMATAN BARONG TOGKOK KABUPATEN KUTAI BARAT)
  2. Ade Lia Putri et al., “Implementasi Pancasila Dalam Pembangunan Dibidang Pendidikan,” TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 7, no. 1 (2020): hlm. 14.
  3. Adhi Kusumastuti, A. M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Lembaga pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP).
  4. Almaahi, M. H., Myrna, R., & Karlina, N. (2022). Collaborative Governance Dalam Upaya Pelestarian Budaya Daerah Melalui Festival Langkisau Di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. JANE (Jurnal Administrasi Negara), 14(1), 256-265.
  5. Andriyanto, G. A. (2024). Collaborative Governance Dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya Di Desa Sitiwinangun Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. Beleid, 2(2), 138-154.
  6. Anggraini, M. H. (2020). Pelestarian tradisi ngobeng di kecamatan seberang ulu i kota palembang. Pdf Skripsi.
  7. Ariyono dan Siregar, Aminuddi. Kamus Antropologi.(Jakarta : Akademik Pressindo,1985) hal. 4
  8. Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.
  9. Dr. Rukin, S. M. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendikia Indonesia.
  10. Dr.H.Zuchri Abdussamad, S. M. (2022). Metode Penelitian Kualitatif. Syakir Media Press.
  11. F. M., ... & Widiyahseno, B. (2022). Collaborative Governance Dalam Pengembangan Budaya Lokal (Studi Kasus Desa Glinggang Dengan Institut Seni Surakarta)”. PROSIDING KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA, 1(1), 53-59.
  12. Fajria, Z. (2021). Collaborative Governance Dalam Penanganan Penderita Skizofrenia Di Kota Banda Aceh (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry).
  13. Fatimah, P., Mahsyar, A., & Kasmad, R. (2021). Collaborative governance dalam pemberdayaan kelompok tani di Kabupaten Wajo. Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP), 2(1), 294-307.
  14. Hobarth Williams Soselisa, “Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Bidang Pendidikan Dasar Di Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) Provinsi Maluku,” Pekerjaan Sosial 18, no. 2 (2019): hlm. 404
  15. Ika Wahyuni (2019) dengan judul Collaborative Governance Dalam Pengembangan Pelestarian Budaya Seni Tari di Kabupaten Gowa
  16. Kadek Bagus Rama Iswara Milandika, COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN DESA WISATA KAMASAN. (2024)
  17. Khusniyah. (2020). Implementasi Model Collaborative Governance Sebagai Landasan Pengembangan Potensi Pariwisata Di Kabupaten Kediri (Studi Literatur). Prosiding Seminar Nasional Kahuripan, 1–5. Https://Conference.Kahuripan.Ac.Id/Index.Php/Snapan/Article/View/42
  18. Kirana, C. A. D., & Artisa, R. A. (2020). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Collaborative Governance Di Kota Batu. Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, 6(1), 1–17. Https://Doi.Org/10.26618/Kjap.V6i1.3119
  19. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, hlm.
  20. Lestari, W., Yulyana, E., & Aryani, L. (2022). Collaborative Governance Dalam Pengelolaan Wisata Alam Green Canyon Di Desa Medalsari Kecamatan
  21. M. V., & Vergara, M. V. (2022). Commission for the Upper Cauca River Basin recovery, Collaborative Governance for sustainability and water security. Frontiers in Water, 4, 782164.
  22. Mattulada, Kebudayaan Kemanusiaan Dan Lingkungan Hidup, (Hasanuddin University Press, 1997), Hal. 1
  23. Maturbongs, E. E., & Lekatompessy, R. L. (2020). Kolaborasi Model Collaborative Governance Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal Di Kabupaten Merauke. Transparansi : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 3(1), 55–63. Https://Doi.Org/10.31334/Transparansi.V3i1.866
  24. Obor Indonesia, 2003), hal 1-2
  25. Pangkalan Kabupaten Karawang. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(7), 158–164. Https://Doi.Org/10.5281/Zenodo.6557133
  26. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat Di Bali
  27. Permatasari, E. D., Hidayati, F., Sos, S., Galih, A. P., & IIP, S. (2021). Analisis Penyelenggaraan Program Festival Dalam Pelestarian Budaya Dengan Perspektif Collaborative Governance (Studi Kasus Pada Festival Reyog Nasional Di Kabupaten Ponorogo) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
  28. Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, ( Jakarta: Prenada Media Grup, (2007), Hal. 69
  29. Pranoto, A., Mayangsari, R. D., Yusuf, F. F., Melvi, S., Kusniawati, Y., Setianingsih,
  30. Putra, C. G. B., & Muliati, N. K. (2020). Spirit kearifan lokal bali dalam akuntabilitas desa adat. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 11(3), 561- 580.
  31. Rojas, R., Bennison, G., Gálvez, V., Claro, E., & Castelblanco, G. (2020). Advancing collaborative water governance: Unravelling stakeholders’ relationships and influences in contentious river basins. Water, 12(12), 3316.
  32. Sambodo, G. T., & Pribadi, U. (2016). Pelaksanaan Collaborative Governance di Desa Budaya Brosot, Galur, Kulonprogo, DI. Yogyakarta. Journal of Governance and Public Policy, 3(1).
  33. Sánchez Torres, L. D., Galvis Castaño, A., Gandini, M. A., Almario, G., Montero,
  34. Soekanto, Kamus Sosiologi. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1993), hal. 459 Sumarto Hetifa Sj, Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, (Bandung: Yayasan
  35. Suparsa, I. M., Muliani, N. K., Puspadewi, A. A. D. M., Wiryastuti, N. N. A., & Maharani, I. D. A. A. B. (2022). Implementasi Budaya Lokal Dalam Penataan Daerah Aliran Sungai Untuk Menunjang Pengembangan Kawasan Ekowisata. Jurnal Ilmiah Vastuwidya, 5(1), 57-64.
  36. Tampubolon, M., Simanjuntak, N., & Silalahi, F. (2023). Birokrasi dan Good Governance. Global Eksekutif Teknologi, Jakarta.
  37. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan

How to Cite

Pratiwi, N. L. P. E. S., Wirantari, I. D. A. P., & Prabawati, N. P. A. (2025). Collaborative Governance Dalam Pelestarian Tradisi “Meanyud-anyudan” Di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar. Socio-Political Communication and Policy Review. Retrieved from https://ijespgjournal.org/index.php/shkr/article/view/221